Berbekalperaturan desa ini, warga dengan sadar menghentikan upaya perambahan hutan lindung untuk perkebunan merica. Aturan ini tidak hanya berlaku tegas dan efektif bagi mereka, melainkan juga terhadap orang luar yang mencoba membuka lahan di kawasan hutan. Alih fungsi lahan menjadi wilayah tambang liar di Gorontalo. Foto: Burung Indonesia
hutanitu berubah menjadi perkebunan dan sebagian besar adalah untuk kepentingan pertanian, terutama untuk budidaya padi (WRI, 2002). Hingga kini desakan untuk perluasan kebun sawit makin kuat.
Protozoabanyak dijumpai di parit , sawah , sungai , bendungan atau air laut. • perkebunan swasta atau perusahaan 2 perkebunan * kelapa * sawit * karet * dll 3.kehutanan (26,04 %) jika dibandingkan dengan TGHK tahun 1985 yang seluas 2.947.000 Ha. Hal ini terjadi karena alih fungsi kawasan hutan menjadi areal perkebunan 8
Hasillimbah banyak yang dibuang ke sungai dan danau menjadikan air banyak yang tercemar. Sementara itu, alih fungsi hutan sebagai pertanian dan perkebunan banyak dijumpai di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Selain hutan yang luas, hutan Indonesia juga banyak menyimpan kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang begitu besar.
Alihfungsi lahan hutan adalah perubahan fungsi pokok hutan menjadi kawasan non hutan seperti, pemukiman, areal pertanian dan perkebunan. Hal tersebut mengakibatkan semakin menipisnya lahan hutan.
Tingginyajumlah masyarakat yang bekerja sebagai petani menyebabkan peningkatan jumlah lahan hutan yang harus di alih fungsikan menjadi lahan pertanian yang dapat digarap oleh masyarakat dan lahan terbangun (pemukiman). Hal ini menyebabkan banyak sekali dijumpai Perkebunan Teh. Selain itu, Taman Nasional ini pun memilik pH yang cocok
Alihguna lahan hutan dan penggunaan lahan sistem agroforestri. untuk pertanian seringkali mendorong peningkatan limpasan Beberapa tahun terakhir terjadi penebangan permukaan dan erosi. Di kawasan DAS Way Besai, proses pepohonan besar-besaran dan serentak di hutan maupun penebangan hutan dan penanaman kopi monokultur di perkebunan baik secara
Banyakkasus konflik terjadi di lahan-lahan yang sudah dikonversi dari hutan menjadi kebun sawit (Defri Yoza, 2009). Konflik sering terjadi setelah adanya alih fungsi hutan atau habitat gajah menjadi perkebunan sawit atau hutan tanaman industri. Akibat alih fungsi tersebut bentang alam di hutan tersebut hilang dan
Luashutan mangrove di Indonesia pada tahun 1999 mencapai 8,60 juta hektar dan yang telah mengalami kerusakan sekitar 5,30 juta hektar. Kerusakan tersebut antara lain disebabkan oleh konversi mangrove menjadi kawasan pertambakan, pemukiman, dan industri, padahal mangrove berfungsi sangat strategis dalam menciptakan ekosistem pantai yang layak untuk kehidupan
BUTONMAGZ-Ketika mendengar nama anoa, pikiran kita akan tertuju pada pulau di bagian tengah Indonesia, yaitu Sulawesi.Tak banyak yang bisa melihat langsung satwa ini, bahkan orang Sulawesi sendiri. Data dari situs lingungan, Mongabai Indonesia menyebutkan Abdul Haris Mustari, dosen pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan dan
REHABILITASIHUTAN DAN LAHAN DI SUMBA BARAT DAYA Masyarakat memahami bahwa hutan yang terpelihara dengan baik akan menjadi jembatan bagi turunnya hujan sehingga mendukung usaha pertanian dan ketersediaan air bagi manusia Kebutuhan lahan pertanian mendorong terjadinya alih fungsi lahan. Hal tersebut menyebabkan penutupan lahan
Sementaraitu, perlindungan lutung merah di Indonesia mengacu pada UU no 5 tahun 1990, tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, pasal 21 ayat 2 dan pasal 40 ayat 2. yang menyatakan dilarang menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memilihara, mengangkut, dan memperniagakan atau memperjualbelikan satwa dilindungi atau bagian
Lahantanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan, peternakan, dan usaha lainnya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas
Padatahun 1950, Luas Hutan indonesia masih menutupi 80 % daratan Indonesia, dengan luas 162.290.000 Hektar, dan sampai hari ini grafik kerusakannya semakin meningkat. Tahun 1999 Kepentingan Perubahan kawasan hutan untuk pertambangan mulai muncul menyusul sejak keluarnya izin tambang dalam kawasan hutan, dimana saat itu luas izin tambang dalam
Berbagaipotensi, permasalahan dan tantangan dihadapi pada implementasi Renstra periode 2015-2019. Kedua hal tersebut dapat memberikan gambaran informasi terkait kondisi aktual pengendalian alih fungsi dan optimasi lahan. Penjelasan permasalahan dan tantangan lebih lanjut dapat dilihat sebagai berikut. 1. Potensi Pengendalian Alih Fungsi
enKHK. - Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN menyebutkan, konflik manusia dan satwa liar dipicu oleh alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan, lahan pertanian pemukiman dan pembangunan infrastruktur. Hal itu berdampak pada hilangnya habitat habitat loss, pemecahan habitat fragmentation hingga penurunan kualitas habitat habitat degradation.Pada akhirnya, ketiga dampak tersebut mengancam kelestarian keanekaragaman hayati, di sejumlah wilayah di Indonesia. Baca juga Kapan Hutan Pertama Muncul di Bumi? Sains Jelaskan Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini saja, konflik antara manusia dan satwa liar terus berlangsung dan tidak ada tanda-tanda mereda. Pihaknya menyampaikan, konflik tersebut terjadi hampir di seluruh provinsi di Sumatera. Kemudian disusul Provinsi Bengkulu yang menjadi wilayah kedua dengan kasus konflik manusia dan satwa liar terbanyak setelah dan harimau sumatera merupakan satwa yang paling sering berkonflik dengan manusia, dan kondisi ini dinilai semakin mengkhawatirkan. Menurut peneliti di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Prof Raden Garsetiasih, konflik gajah dengan manusia merupakan konflik yang sering terjadi di Sumatera khususnya Sumatera Selatan. Kejadian konflik manusia dan satwa liar, telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan gajah itu sendiri. Berdasarkan catatan, beberapa gajah mati terbunuh karena diracun, sementara tanaman sering menjadi sasaran gajah untuk dimakan. “Di sini manusia harus sudah membiasakan diri hidup berdampingan dengan gajah co-existent, karena ruang habitat gajah yang semakin sempit, sehingga harus berbagi dengan manusia,” ujar Garsetiasih dilansir dari laman resmi BRIN, Rabu 17/8/2022. Upaya mengatasi konflik manusia dan satwa liar Profesor Riset Macan Tutul Jawa Pertama di Indonesia, Hendra Gunawan membeberkan beberapa cara dalam mengatasi situasi konflik manusia dan satwa liar. Dia mengatakan, dalam melakukan upaya mitigasi konflik itu diperlukan langkah komprehensif, holistik, dan terencana. Baca juga Fragmentasi Hutan, Definisi, Penyebab, dan Dampaknya
› Utama›Alih Fungsi Hutan Menjadi... Maraknya alih fungsi lahan hutan menjadi pertambangan dan perkebunan kelapa sawit diduga kuat menjadi penyebab utama terjadinya banjir besar di wilayah Sulawesi Tenggara. Langkah dan penyelesaian menyeluruh mendesak diambil agar bencana banjir besar tidak bertambah di kemudian hari. KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS Pengungsi banjir di posko pengungsian Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, antri mengambil air untuk keperluan minum dan bersih-bersih, Jumat 14/6/2019. Sekitar keluarga terdampak banjir besar yang melanda empat kabupaten di wilayah Sulawesi KOMPAS - Maraknya alih fungsi lahan hutan menjadi pertambangan dan perkebunan kelapa sawit diduga kuat menjadi penyebab utama terjadinya banjir besar di wilayah Sulawesi Tenggara. Langkah dan penyelesaian menyeluruh mendesak diambil agar bencana banjir besar tidak bertambah di kemudian Besar Fakultas Kehutanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Prof Husna Faad Maonde menjelaskan, kondisi vegetasi hutan sudah masuk dalam kondisi rusak parah. Hal ini disebabkan karena konversi alih fungsi lahan hutan untuk penggunaan industri pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. “Saya sudah duga akan terjadi bencana seperti sekarang, karena vegetasi hutan sudah sangat berkurang karena alih fungsi lahan. Pohon-pohon habis, sehingga ketika hujan dengan intensitas besar datang, tidak ada yang menahan. Air lalu mengalir deras tanpa tersimpan dahulu,” tutur Husna, Minggu 16/6/2019.Banjir besar melanda empat kabupaten di wilayah Sulawesi Tenggara sejak dua minggu terakhir. Air setinggi hingga tiga meter menggenangi puluhan Kecamatan di Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, dan Kolaka Timur. Sedikitnya sekitar keluarga terdampak akibat banjir terparah yang pernah melanda wilayah Sultra beberapa tahun lalu, Husna mengungkapkan, telah menjabarkan kondisi ini kepada banyak pihak. Ia yang rutin melakukan penelitian, kaget dengan perubahan hutan yang begitu cepat 2011, ia melakukan penelitian di bagian hulu Langgikima, Kabupaten Konawe Utara. Sebagian besar pohon di wilayah itu telah habis berganti perkebunan kelapa sawit. Padahal, dua tahun sebelumnya lokasi tersebut masih merupakan hutan dengan tutupan pohon yang rimbun. Wilayah Kecamatan Langgikima adalah wilayah yang terdampak banjir parah, dan hingga saat ini masih yang masif juga membuat hutan benar-benar habis. Sedikitnya ada sekitar 300 perusahaan tambang yang beroperasi di seluruh wilayah Sultra. Menurut Husna, vegetasi di wilayah Konawe, Konawe Selatan, juga Kolaka, semakin kritis karena aktivitas tambang maupun perkebunan kelapa RIJAL YUNUS Pengendara menaikkan kendaraan roda empat ke atas truk untuk melintasi jalan yang tergenang air di Desa Hongua, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sabtu 15/6/2019. Selain membuat jalur transportasi lumpuh, banjir yang merendam empat kabupaten di Sultra juga membuat keluarga terdampak.“Meski harus diteliti lebih lanjut lagi, saya menduga sekitar 70 persen tutupan hutan kita sudah habis karena alih fungsi lahan akibat pertambangan maupun perkebunan skala besar. Lahan kritis di Sultra mencapai hektar berdasar data 2012 lalu,” ucapnya. Luas lahan kritis ini menyumbang sekitar sepertiga dari total luas lahan kritis di Sulawesi yang mencapai 2,7 juta itu, lanjutnya, pemerintah harus mengambil langkah penanganan menyeluruh terkait kondisi lingkungan saat ini. Sejak 2011 lalu, ia yang mengetuai tim penelitian dari tiga kementerian, telah merekomendasikan untuk benar-benar menjadikan Analisis Dampak Lingkungan sebagai pijakan utama. Perbaikan tata ruang Dilakukan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lahan. Selain itu, revegetasi oleh industri pertambangan maupun perkebunan harus benar-benar dilakukan. Sebab, jika tidak, ucap Husna, bencana lebih besar bisa saja melanda wilayah Sultra di kemudian hari. “Masyarakat yang akan menanggung akibat dari kerusakan lingkungan seperti sekarang. Mereka menderita secara sosial, ekonomi, juga trauma.”Masyarakat yang akan menanggung akibat dari kerusakan lingkungan seperti sekarang. Mereka menderita secara sosial, ekonomi, juga traumaKerusakan lingkungan akibat industri dan perkebunan yang masif memang telah mengubah wilayah sejumlah daerah di Sultra. Data Wahana Lingkungan Hidup Sultra, sejak 2001 sampai 2017, wilayah Konawe Utara kehilangan hektar tutupan pohon. Dalam kurun yang sama, pertambangan dan sawit juga mengubah hutan primer seluas 954 hektare dan hutan alam lingkungan tidak hanya terjadi di hulu. Sebab, daerah DAS juga dalam kondisi kritis akibat sedimentasi dan lumpur. Akibatnya, saat aliran air dari hulu melimpah, air dengan cepat menggenangi wilayah hilir akibat air tidak mampu tertampung sungai yang dangkal. Pengungsi meninggalKOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS Seorang balita sakit di posko pengungsian SMA 1 Pondidaha, Kabupaten Konawe, Jumat 14/6/2019. Banjir parah merendam empat kabupaten di wilayah Sulawesi Tenggara, yang berdampak ke sekitar Minggu siang, banjir masih merendam sejumlah wilayah di empat kabupaten di wilayah Sultra. Ribuan warga masih mengungsi, atau bertahan di rumah yang terendam air dengan ketinggian hingga 1 meter. Jalur transportasi juga masih lumpuh karena sejumlah jembatan belum bisa dilalui, serta jalan terendam air hingga ketinggian 1,5 meter. Sejumlah wilayah di Kabupaten Konawe Utara masih terisolir dan belum bisa dicapai dengan jalur Kabupaten Konawe, kondisi banjir pada Minggu tidak berbeda jauh dengan hari sebelumnya. Ketinggian air yang mancapai lebih dari satu meter juga masih menutupi jalan Trans-Sulawesi yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe, tepatnya di Kecamatan orang pengungsi yang sebelumnya menginap di posko pengungsian SMA 1 Pondidaha dilaporkan meninggal dunia di waktu yang tidak jauh berbeda. Seorang bayi berumur empat hari meninggal setelah dirujuk ke rumah sakit Konawe, sementara seorang pria bernama Daeng Situju 50 meninggal di RS Abu Nawas, Kepala BPBD Konawe membenarkan adanya dua pengungsi yang meninggal dunia. “Yang bapak-bapak informasinya meninggal karena sebelumnya memang telah sakit. Yang bayi itu mungkin karena kedinginan. Saya masih menunggu laporan lengkap dari teman-teman,” menyebutkan, pihaknya bersama tim SAR, pemda, dan sejumlah instansi lainnya, berusaha memenuhi semua kebutuhan pengungsi. Akan tetapi, karena tingginya kondisi air, penanganan belum bisa optimal. Sejauh ini, banjir masih menggenangi jalan dan ribuan rumah warga. Banjir belum juga surut meski telah berlangsung hampir 10 hari di wilayah RIJAL YUNUS Sebagian wilayah di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara yang terendam banjir seperti terlihat Kamis 13/6/2019. Sekitar keluarga terdampak banjir yang merendam empat kabupaten di wilayah Sultra.
OccyTzyy OccyTzyy IPS Sekolah Menengah Atas terjawab 1. Alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit di kawasan Asia Tenggara cenderung meningkat. Dampak negatif fenomena tersebut bagi lingkungan adalah .... pembatasan komoditas kehutanan b. penurunan ketersediaan air tanah peningkatan gas karbon di udara d. penurunan kesuburan tanah a. C.​ Iklan Iklan sussybaka30 sussybaka30 Jawaband. Penurunan kesuburan tanahPenjelasanSemoga membantu jawaban yang benar adalah A ini bnr ? Follow ya terimakasih Iklan Iklan Pertanyaan baru di IPS 7. Arti gagasan "Mari bung rebut kembali" adalah​ Pemerintah memiliki peran sebagai pelaku ekonomi yang diantaranya sebagai berikut, kecuali.... A. menetapkan kebijakan dalam perekonomian negara B. me … nghadirkan subsidi BBM kepada masyarakat menengah ke bawah C. pembayaran balas jasa faktor produksi ke rumah tangga konsumen D. membangun flyover khusus kendaraan roda empat standar mobil di wilayah jalan tol adanya pertukaran komoditas menyebabkan​ Hutan Sungai Siak dan Sungai Kampar mempunyai fungsi ekologi yang sangat penting bagi kelangsungan masyarakat Riau. Fungsi hutan ini, antara lain seba … gai daerah tangkapan air, pengatur keseimbangan gas dan pengatu iklim mikro. Melihat fungsi ini, kedua hutan ini termasuk ….​ 10. Kerajaan Mataram Kuno yang pecah menjadi Mataram Hindu dan Mataram Budha, berhasil dipersatukan Kembali oleh raja... A. Rakai Panangkaran B. Rakai … Pikatan C. Rakai Wawa D. Pramodhawardani​ Sebelumnya Berikutnya
- Hutan tropis di Indonesia sangat bervariasi dari hutan di pegunungan, dataran rendah, sampai hutan pantai. Dikutip dari Buku SMP/MTS IPS Kelas VII 2017 oleh Ahmad Mushlih dkk, hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, luasnya mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia Kemenhut, 2011. Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Di Pulau Jawa, luas hutan telah berkurang karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan permukiman penduduk. Sedangkan, di Sumatra dan Kalimantan banyak ditemukan alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan. Baca juga Pengaruh Sistem Tanam Paksa/Cultuur Stelsel Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia Baca juga Mengenal Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia, Ada Sumber Daya Udara dan Tanah Ilustrasi TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA Selain hutannya yang luas, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ditemukan di tempat lainnya seperti anoa, burung maloe, dan komodo. Hasil hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis yang dimiliki Indonesia juga menghasilkan buah-buahan dan obat-obatan. Namun demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat jenis kayu yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut. 1. Kayu keruing, meranti, agathis dihasilkan terutama di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan. 2. Kayu jati banyak dihasilkan di Jawa Tengah.
alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan banyak dijumpai di